Selasa, 15 April 2008

DOA CAHAYA

Rasulullah SAW mengajari kita untuk kembali kepada cahaya iman, agar hati terang, pikiran jernih dan pandangan terbuka. Dengan berdoa :

Wahai Tuhan kami,
Sempurnakanlah atas kami cahaya kami dan ampunilah kami.
Ya Allah,
Jadikanlah di hatiku ada cahaya,
di pendengaranku ada cahaya,
di penglihatanku ada cahaya,
di kananku ada cahaya,
di kiriku ada cahaya,
di depanku ada cahaya,
di belakangku ada cahaya,
di atasku ada cahaya,
di bawahku ada cahaya,
Ya Allah,
Jadikanlah aku cahaya dan buatkanlah untukku cahaya di hari qiamat (berbangkit).
Aamiin....Yaa Robbal 'Aalamiin......

Jumat, 11 April 2008

Mencontoh Awwaludini Ma'rifatullah Rasulullah SAW dengan Ilmu Laduni

"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharapkan menemui Allah dan hari kemudian/qiamat dan dia dapat mengingat Allah sebanyak-banyaknya"(Q.S. Al Ahzab,33: 21)
".....dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi (Khatam An-nabiyyin=Nabi yang yang telah menamatkan/khatam kaji)"(Q.S.Al Ahzab, 33 :40)
"Wahai manusia ! jangan kamu ikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan (Ilmu) tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dsan hati, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban"(Q.S. Al Israa',17 : 36)
Ulama Khos Syekh Hamzah Fansuri dalam syair minuman para pecinta agar dapat menamatkan belajar ilmu tasawuf (ilmu laduni, ilmu nafi'ah) seperti Rasulullah, Beliau capai saat usia duniawi 40 tahun.
"Nurani itu hakikat khatam
Pertama terang di laut dalam
Menjadi makhluk sekalian alam
Itulah bangsa Hawa dan Adam"
"Ilmu Allah terlalu 'ali
Dengan jauhar tiada kau kafi
Ilmu Allah yogya kau cari
Supaya dapat hidupmu baqi"
"IlmuNya ilmu yang pertama
MadzhabNya madzhab ternama
CahayaNya cahaya yang lama
Ke dalam surga (Allah) bersama-sama"

Selasa, 08 April 2008

Bagaimana Belajar Bertasawuf Agar Tuntas (Mastery) ?

Syarat utama seorang yang belajar tasawuf agar cepat tuntas (mastery) harus memiliki : (1) "Al Hurriyah (kebebasan) baik dalam pikir maupun kehendak (iradah) atau khuriyatul fikri wa khuriyatul iradah.(2) Mencari guru yang ahli "jangan melihat figur duniawi"."Undzur man qaala walaa tandzur man Qaala"(Lihatlah apa yang dibicarakan (kebenaran sejati atau bukan), dan jangan melihat siapa yang mengatakan).(3) Mencontoh Rasulullah Muhammad S.A.W. dalam menamatkan khatam kaji hanya semalam (ingat ketika Baginda Rasulullah dimi'rajkan oleh Allah SWT) yakni jalan pendek dan tuntas. Rasululah SAW Bersabda :
"Ma'rifat modalku, akal asal usul agamaku, cintah kasih aliran (madzab)-ku, rindu kendaraanku, dzikir kepada Allah pendampingku, duka-cita kawanku, sabar bajuku, berkata benar pembelaku, ilmu senjataku, berjuang perangaiku, dan shalat kegemaranku"(Al Hadits).
Demikian gambaran Rasulullah dalam menamatkan/mengkhatamkajikan ilmunya (ilmu laduni/tasawuf/ilmu nafi'ah).Bagi kita sebagai pengikut dan umatnya harus mampu mencontoh Belaiu menamatkan ilmu tuhid-tasawuf-sehingga mampu mengenal diri hakiki- (sehingga)-tahu diri-percaya diri-keyakinan diri-kepastian diri-menghadap akhirat (Keharibaan Allah SWT).Semoga Allah SWT mengabulkan niat-niat ikhlas kita dalam mengabdi sebagai hamba dan khalifahNya lewat pintu ilmu nafi'ah sebagai mana dicontohkan Baginda Rasulullah SAW.

Dunia Merupakan Pesantren dan Sekolah Kehidupan

"Dunia adalah ladang Akhirat" (Al Hadits).

Menuntut ilmu baik ilmu yang dhohir (ilmu formal duniawi) maupun yang batin (ilmu akhirat/ilmu laduni) semestinya dapat dirampungkan/dikhatamkajikan atau sampai tuntas (mastery). Kehidupan dunia diibaratkan sebagai pesantren dan sekolah kehidupan bagi umat manusia yang ingin sukses lulus memasuki kehidupan akhirat. Banyak orang yang belajar ilmu memiliki harapan setelah selesai belajar ia memperoleh tanda kelulusan. Baik itu dari pesantren maupun dari sekolah. Begitu juga pesantren dan sekolah kehidupan di dunia ini. Mengapa manusia diwajibkan menuntut ilmu lahir dan batin tujuannya tidak lain agar kelak dapat hidup sukses di dunia dan akhirat. Namun tidak sedikit yang abai tentang ilmu agar manusia lulus memasuki dunia akhirat (Singgasana Allah SWT). Untuk memasuki dunia akhirat menurut arifbillah pintunya adalah dengan belajar ilmu laduni pada Guru Mursyid yang ahli. Ilmu laduni atau ilmu tasawuf/ilmu bermanfaat jelas tepat sasarannya jika dibimbing dan dipandu oleh ahlinya. Tujuan dari belajar ilmu tasawuf adalah membaca kitab diri sendiri (iqra ke dalam diri) secara tuntas dan bermakna minadzulumati ilannuur (dari diri gelap menjadi cahaya terang benderang). "Barang siapa tidak merasakan pasti ia tidak memiliki pengalaman/pengetahuan (Lam yadzuk walam ya'rif)"(Al Hadits).

Sabtu, 05 April 2008

Mengapa Orang Bertasawuf Harus Tuntas (Mastery Atau Khatam Kaji)

Atas Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
"Bacalah kitabmu ! Cukup pada hari ini engkau membuat perhitungan atas diri sendiri" (Q.S. Al Israa', 17 : 14)
"Dan pada diri kamu sendiri mengapakah tidak kamu lihat?" (Q.S. Adzaariyaat, 51 : 21)
"Hisablah diri sendiri sebelum dihisab orang lain" (Al Hadits)
"Barang siapa mencari Tuhan ke luar dari dirinya sendiri, maka betul-betul dia dalam jalan tersesat, karena tekadnya akan lebih jauh dengan Allah SWT (Man tholaba maulana bighairi nafsihi faqod dholla dholaalan ba'iida)" (Al Hadits)
"Dengarlah Tuan ayo hai sahabat
Fakir yang dhaif punya amanat
Bacalah kitab ilmu yang manfaat
Supaya betul jalan ke akhirat"